Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024

Daftar Isi
Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024

Renungankatolik.id – Bacaan dan Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024, Perayaan Wajib Paulus Miki, Warna Liturgi Merah.

Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024

Daftar Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024 sebagai berikut:

Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024
Bacaan Pertama1 Raja-Raja 8:22-23.27-30
Mazmur TanggapanMzm. 84:3.4.5.10.11
Bait Pengantar InjilMzm 119:36a.29b
Bacaan InjilMarkus 7:1-13

Renungan Katolik 6 Februari 2024

Adapun Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama - 1 Raja-Raja 8:22-23.27-30

Pada hari pentahbisan rumah Allah, Raja Salomo berdiri di depan mezbah Tuhan di hadapan segenap jemaah Israel.

Ia menadahkan tangannya ke langit, lalu berkata, “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit di atas, dan di bumi di bawah.

Engkau memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu.

Benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini!

Karena itu berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba panjatkan di hadapan-Mu pada hari ini!

Kiranya siang malam mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, terhadap tempat yang tentangnya Kaukatakan: ‘Nama-Ku akan tinggal di sana’.

Dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel, yang mereka panjatkan di tempat ini; dengarkanlah dari tempat kediaman-Mu di surga; dan apabila Engkau mendengarnya maka Engkau akan mengampuni.”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan - Mzm. 84:3.4.5.10.11

Ref. Betapa menyenangkan kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!

  1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
  2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung laying-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
  3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Lihatlah kami, ya Allah, perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi.
  4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil - Mzm 119:36a.29b

Ref. Alleluya

Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku.

Bacaan Injil - Markus 7:1-13

Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.

Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan tanpa membasuh tangan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang.

Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga.

Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri.

Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’.

Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya.

Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024

Dalam bacaan Injil Markus 7:1-13, kita melihat serombongan orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.

Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan yang tidak dibasuh, atau dalam kata lain, tangan yang tidak suci menurut adat Yahudi.

Orang-orang Farisi dan ahli Taurat ini mempertanyakan mengapa murid-murid Yesus tidak mengikuti adat-istiadat nenek moyang mereka dengan membasuh tangan sebelum makan.

Mereka berpegang pada adat-istiadat tersebut, sebagaimana juga dalam mencuci cawan, kendi, dan perkakas tembaga.

Namun Yesus menanggapi dengan mengutip nubuat dari Kitab Yesaya tentang mereka yang memuliakan Allah dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Nya.

Yesus menegaskan bahwa mereka hanya mengikuti perintah manusia dan mengabaikan perintah Allah. Mereka pandai dalam mengesampingkan perintah Allah agar dapat mempertahankan adat-istiadat mereka sendiri.

Yesus juga mengutip perintah Musa untuk menghormati ayah dan ibu. Namun, orang-orang tersebut mengabaikannya dengan menggunakan alasan bahwa apa yang mereka miliki digunakan sebagai persembahan kepada Allah.

Dalam hal ini, mereka membiarkan diri mereka tidak lagi bertanggung jawab dalam membantu dan memelihara ayah dan ibu mereka. Dengan demikian, mereka menjadikan adat-istiadat mereka lebih penting daripada sabda Allah.

Yesus menunjukkan kepada mereka bahwa mereka telah mengabaikan perintah Allah demi mempertahankan adat-istiadat mereka sendiri. Dia menyesalkan banyak tindakan semacam itu yang mereka lakukan.

Dalam kotbah ini, pesan yang dapat kita ambil adalah pentingnya mengutamakan ajaran Allah daripada mengikuti adat-istiadat atau perintah manusia.

Yesus menekankan bahwa tindakan kita seharusnya didasarkan pada kasih, penghormatan, dan ketaatan kepada Allah, daripada hanya mengikuti tradisi yang dibuat oleh manusia.

Ketika kita mempelajari dan mengikuti ajaran Tuhan, kita harus memastikan bahwa hati kita terbuka untuk menerima ajaran-Nya dan bukan hanya mengikuti adat-istiadat tanpa mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan kasih dalam firman-Nya.

Dengan memiliki fokus pada kasih, kebenaran, dan ketaatan kepada Allah, kita dapat memastikan bahwa tindakan dan keputusan kita bahkan dalam hal adat-istiadat akan selaras dengan kehendak-Nya.

Kita diingatkan untuk tidak mengabaikan perintah Allah demi mempertahankan tradisi atau adat-istiadat yang mungkin sesuai dengan dunia ini, tetapi mungkin berlawanan dengan moral dan kebenaran Allah.

Semoga kita semua dapat belajar dari bacaan ini dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan memprioritaskan ajaran Allah dan hidup dengan kasih, kebenaran, dan ketaatan kepada-Nya.

Doa Penutup

Ya Allah, sumber kekuatan semua orang kudus, Engkau berkenan memanggil Santo Paulus Miki dan kawan-kawan untuk memperoleh kehidupan melalui salib.

Kami mohon, semoga berkat doa permohonan mereka, iman yang kami akui, kami pegang teguh sampai akhir hayat kami.

Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Demikianlah Bacaan Liturgi dan Renungan Katolik Selasa 6 Februari 2024.